W. O. I

Bisnis Sektor Tertentu Berpeluang Melonjak karena Pemilu 2024

images
Bisnis Sektor Tertentu Berpeluang Melonjak karena Pemilu 2024

JAKARTA,— Bisnis dari sektor percetakan, periklanan, media, transportasi, logistik, makanan dan minuman, serta garmen teksil berpeluang melonjak karena penyelenggaraan pemilu. Masifnya belanja iklan dan kampanye dari ribuan calon anggota legislatif, calon kepala daerah, bahkan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden bisa melambungkan omzet usaha mereka. Pada ujungnya, belanja ini bisa mendorong pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

Dihubungi Rabu (1/11/2023), Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BCA) David Sumual mengatakan, penyelenggaraan pemilu akan mendorong belanja jumbo untuk pelaksanaan pesta demokrasi itu sendiri dan berbagai aktivitas politik dari para calon yang berkompetisi.

Selain pemilihan presiden, mengutip data Litbang Kompas, tercatat ada 541 daerah, baik provinsi, kabupaten, maupun kota, yang akan menggelar pilkada pada November 2024. Tak hanya itu, tahun depan juga akan ada ribuan calon yang berkompetisi di pemilu legislatif. Artinya, akan ada ribuan calon yang melakukan aktivitas politik sehingga mendorong gelontoran belanja iklan dan kampanye.https://cdn-assetd.kompas.id/DNmuR6xqGQOa2pjzUt2HkwYIkos=/1024x4019/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F07%2F03%2F7d83ee97-70cd-426c-9166-25c493d86ef6_png.png

Untuk penyelenggaraan pemilu, Komisi II DPR juga sudah menetapkan anggaran penyelenggaraan pemilu bagi Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebesar Rp 27,39 triliun dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) sebesar Rp 11,6 triliun (Kompas, 12/9/2023).

Belanja jumbo ini akan tersalurkan ke sektor-sektor ekonomi, antara lain percetakan, periklanan, media, transportasi, logistik, makanan dan minuman, serta garmen tekstil.

Usaha percetakan, periklanan, dan media akan meningkat lantaran pada masa kampanye para calon akan banyak menggelontorkan uang di media cetak, elektronik, media luar ruang, daring, pamflet, baliho, dan lain-lain. Ini untuk meningkatkan popularitasnya di masyarakat.

Pemilu 2024 sangat penting karena menentukan arah perekonomian pada tahun mendatang. (Shinta W Kamdani)

Sektor transportasi dan logistik juga diperkirakan mengalami lonjakan karena saat kampanye akan banyak mobilisasi massa sehingga akan ada belanja transportasi dan logistik. Pada saat yang sama, permintaan makanan dan minuman juga akan meningkat seiring dengan massa tersebut membutuhkan konsumsi. Begitu juga dengan sektor garmen akan memperoleh permintaan untuk membuat kaus atau busana bergambar logo partai ataupun para calon tersebut.

”Gelontoran belanja yang masif itu karena kebutuhan pemilu. Ini akan mendorong sektor-sektor ekonomi itu mencatat kinerja yang lebih tinggi dibandingkan periode-periode sebelumnya,” ujar David.

Penjahit menyelesaikan pekerjaan kaus salah satu partai di Kecamatan Cibeunying Kaler, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (17/10/2023).
KOMPAS/MACHRADIN WAHYUDI RITONGAPenjahit menyelesaikan pekerjaan kaus salah satu partai di Kecamatan Cibeunying Kaler, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (17/10/2023).

Lonjakan pendapatan di sektor-sektor tersebut diperkirakan akan mulai terjadi saat masa kampanye, yakni 28 November 2023-10 Februari 2024. Adapun apabila terjadi putaran kedua pemilu presiden, kampanye berikutnya dijadwalkan pada 2-22 Juni 2024. Ini belum termasuk kegiatan pemilihan kepala daerah yang dilaksanakan November 2024.

David menjelaskan, adanya peningkatan jumlah uang yang beredar terkait belanja pemilu itu akan mendorong pertumbuhan ekonomi dari sisi konsumsi dalam negeri. Gelontoran dana yang besar itu akan merangsang pertumbuhan ekonomi tahun ini dan tahun depan.

Perhitungannya, penyelenggaraan pemilu diperkirakan akan mendorong pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 0,05-0,1 persen. Adapun tahun depan, pemilu akan mendorong pertumbuhan ekonomi 0,25-0,3 persen.

”Pemilu ini diharapkan bisa jadi semacam obat tambahan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dalam negeri saat situasi global saat ini sedang penuh ketidakpastian,” ujar David.https://cdn-assetd.kompas.id/bHEz3BgCakOt-urvDA2PcsOQU_o=/1024x1314/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F10%2F01%2Fe563b13d-64da-49e6-8706-1a367147aa5d_png.png

Mandiri Sekuritas pada Januari 2023 juga pernah merilis riset yang memperkirakan akan ada gelontoran dana terkait pemilu sebesar Rp 118,9 triliun hingga Rp 270,3 triliun yang beredar di masyarakat. Perhitungan didasarkan dari total rata-rata belanja pemilu dari 232.770 kandidat yang akan memperebutkan 19.737 kursi jabatan, baik di tingkat nasional, provinsi, maupun kabupaten/kota, di Pemilu 2024.

Berdasarkan perhitungan, penyelenggaraan Pemilu 2024 akan menginjeksikan dana yang akan beredar di masyarakat sebanyak 0,6-1,3 persen dari produk domestik bruto. Adapun sektor-sektor yang akan menikmati pertumbuhan konsumsi karena pemilu, antara lain, sektor makanan dan minuman, media dan komunikasi, serta tekstil dan produk tekstil.

Dihubungi secara terpisah, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta W Kamdani mengatakan, penyelenggaraan pemilu memang memberikan dorongan kenaikan omzet dunia usaha. Namun, itu tidak merata dan hanya dinikmati sektor tertentu.

Kondusif

Terlepas dari adanya kemungkinan tambahan daya dorong ekonomi, Shinta menawarkan perspektif lainnya. Menurut dia, penyelenggaraan pemilu justru bisa berpotensi menciptakan perlambatan ekonomi karena ada kondisi ketidakpastian iklim usaha dan investasi.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani di Jakarta, Senin (31/1/2022).
KOMPAS/RADITYA HELABUMIKetua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani di Jakarta, Senin (31/1/2022).

Maka, ia menyebutkan, dunia usaha lebih berharap pemilu bisa berjalan lancar dan kondusif. Para peserta diharapkan bisa berkompetisi dengan jujur dan sportif menerima hasil.

Sebab, dunia usaha membutuhkan keadaan sosial yang aman dan kondusif. Ketika terjadi gejolak, aktivitas ekonomi bisa terganggu.

Menurut Shinta, Pemilu 2024 sangat penting karena menentukan arah perekonomian pada tahun mendatang. Sebab, ini momen menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi agar Indonesia kelak berhasil menjadi negara berpendapatan tinggi atau maju.

Sumber : Kompas

1 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

© Window of Indonesia | PT WINDOW INDONESIA GROUP